31 Juli 2023
Lebih dari 115.000 ton serat asbes diimpor ke Indonesia setiap tahunnya, sebagian besar untuk pembuatan lembaran atap. Alhasil, Indonesia menduduki peringkat tiga negara teratas di dunia yang mengimpor zat mematikan tersebut.
Berdasarkan jumlah asbes yang diproses dalam beberapa dekade terakhir, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1.661 orang meninggal akibat penyakit asbes di Indonesia setiap tahunnya, termasuk 1.368 kasus kanker paru-paru dan 225 kasus mesothelioma. Namun, menurut statistik sistem kesehatan pemerintah melalui Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS), tidak ada kematian akibat asbes dan hanya enam klaim kompensasi asbes.
Rendahnya jumlah diagnosis ini merupakan tragedi bagi para korban yang menderita penyakit asbes.
Pelatihan percontohan dilakukan pada bulan Juni oleh Asbestos and Dust Diseases Research Institute (ADDRI) yang berbasis di Sydney, lembaga Pemerintah Australia – Asbestos Safety and Eradication Agency (ASEA), Union Aid Abroad – APHEDA, Local Initiatives For Occupational Health and Safety Network (LION) dan Universitas Binawan. Proyek pertama ini bertujuan untuk membangun kapasitas praktisi medis dalam mendiagnosis penyakit terkait asbes dan pendidikan bagi mahasiswa serta staf.
Pelatihan klinis intensif selama tiga hari ini berhasil mempertemukan 164 mahasiswa dan dokter spesialis kesehatan dari seluruh Indonesia pada hari pembukaan dan 51 dokter serta dokter spesialis lainnya pada hari kedua dan ketiga. Fokus pada diagnosis penyakit terkait asbes menarik perhatian kelompok inti profesional kesehatan yang telah diperkenalkan dengan topik ini melalui sesi pelatihan yang dipimpin oleh spesialis ADDRI dan peneliti lokal. Para peserta yang terlibat dalam pelatihan adalah dokter spesialis onkologi, patologi, radiologi, spesialis keperawatan, epidemiologi, dan kesehatan masyarakat. Pelatihan ini merupakan langkah awal dalam hubungan dukungan dan kolaborasi antara ADDRI dan para dokter spesialis di Indonesia untuk meningkatkan diagnosis penyakit terkait asbes di Indonesia, dengan dukungan APHEDA dan organisasi mitra lokal Indonesia, LION.
This project is supported by the Asbestos Safety and Eradication Agency and the Australian Government through the Australian NGO Cooperation Program (ANCP).