WHO telah menyatakan semua jenis Asbes sebagai bahan Karsinogenik (Penyebab kanker). Chrysotile atau Asbes putih telah terbukti mengakibatkan asbestosis, kanker paru, mesothelioma dan kanker laring dan ovarium (IPCS, 1998; WTO, 2001; IARC, 2012; WHO, 2014; Collegium Ramazzini, 2015).
Seseorang mungkin terpapar asbes di tempat kerja, sekolah, fasilitas umum atau bahkan di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Jika produk yang mengandung bahan beracun asbes terganggu, serat asbes kecil dapat terlepas ke udara dan terhirup oleh manusia. Hal ini dapat terjadi selama penambangan dan pengolahan asbes, saat membuat produk yang mengandung asbes, atau saat memasang isolasi asbes. Kegiatan tersebut masih biasa terjadi di dunia ketiga dimana larangan penggunaan asbes dan penegakan peraturan mengenai penggunaan material asbes dan produk asbes masih belum maksimal bahkan tidak ada peraturan sama sekali.
Dalam paparan negara-negara maju terjadi ketika bangunan tua dihancurkan atau dalam renovasi, atau saat produk yang mengandung bahan asbes yang lebih tua mulai rusak. Dalam situasi seperti ini, serat asbes cenderung menciptakan debu yang terbuat dari partikel kecil yang bisa mengapung di udara. Ketika serat asbes terhirup, asbes sangat memungkinkan terjebak di paru-paru dan tetap berada di sana untuk waktu yang lama.
Seiring waktu, serat ini dapat menumpuk dan menyebabkan jaringan parut dan pembengkakan, yang dapat mempengaruhi pernapasan dan menyebabkan penyakit mematikan, seperti kanker paru-paru, mesothelioma dan asbestosis.
Penyakit yang di sebabkan oleh asbes
Data terakhir memperlihatkan beban global terkait kanker yang diakibatkan asbes diperkirakan sebanyak 194.000 orang meninggal pada tahun 2013, naik dari 94.000 orang pada tahun 1990 (kenaikan lebih dari 100%). Dampak kematian dan kecacatan akibat penyakit asbes tersebut (Tahun Hidup Tuna Upaya/DALYs) mencapai 3.402.000 – lebih dari 94% sejak tahun 1990. Angka ini merupakan 2/3 dari seluruh kasus kanker akibat kerja.
Tidak ada ambang batas mengenai jumlah minimal paparan asbes yang aman bagi manusia untuk terbebas dari resiko penyakit akibat asbes – termasuk juga paparan minimal chrysotile (Royal Commission, 1984; IARC, 1977, 2012; IPCS, 1998; IPCS 2004-2012; Collegium Ramazzini, 2015).
Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh paparan asbes:
Mesothelioma
Mesothelioma ganas adalah kanker yang agresif dan tidak dapat disembuhkan. Mesothelioma memiliki prognosis yang buruk, dengan kebanyakan pasien meninggal dalam jangka waktu 1 tahun setelah diagnosis. Hal ini disebabkan oleh asbes yang timbul dari sel mesothelial pleura (lapisan paru-paru), peritoneum (lapisan rongga perut) dan jarang di tempat lain. Pleural mesothelioma adalah jenis mesothelioma yang paling umum, mewakili sekitar 75 persen kasus. Peritoneal mesothelioma adalah tipe kedua yang paling umum, terdiri dari sekitar 10 sampai 20 persen kasus. Mesothelioma muncul dari 20 sampai 50 tahun setelah paparan awal asbes.
Kanker paru-paru
Asbestos dapat menyebabkan kanker paru-paru yang identik dengan kanker paru-paru dari penyebab lainnya. Periode latensi antara paparan dan perkembangan kanker paru-paru adalah 20 sampai 30 tahun. Diperkirakan bahwa 3% -8% dari semua kanker paru-paru berhubungan dengan asbes. Gejalanya meliputi batuk kronis, nyeri dada, sesak napas, hemoptisis (batuk darah), mengi atau suara serak, penurunan berat badan dan kelelahan. Prognosis umumnya buruk kecuali kanker terdeteksi pada tahap awal. Dari semua pasien yang didiagnosis dengan kanker paru-paru, hanya 15% yang bertahan selama lima tahun setelah diagnosis.
Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh jaringan parut jaringan paru-paru, yang berawal dari asbes yang berkepanjangan. Ini awalnya mempengaruhi dasar paru-paru dan biasanya bermanifestasi setelah 15 tahun atau lebih dari paparan awal. Ini terjadi setelah paparan tinggi dan / atau paparan jangka panjang terhadap asbes. Fibrosis terkait asbes bersifat progresif karena terus berlanjut di paru-paru meski tidak ada lagi asbes yang terhirup. Jaringan parut menyebabkan dinding alveolar menebal, mengurangi kapasitas paru-paru yang menyebabkan pasien mengalami sesak napas (dyspnea). Penderita mengalami peningkatan risiko gagal jantung dan keganasan tertentu.
Plak pleura
Plak pleura adalah manifestasi paparan asbes yang paling umum. Plak pleura adalah area terbatas dari fibrosis hibridis (tambalan penebalan) pleura parietal yang berkembang 20 sampai 40 tahun setelah paparan pertama. Seiring waktu, biasanya lebih dari 30 tahun, mereka sering menjadi sebagian kalsifikasi. Plak Pleura biasanya asimtomatik, meskipun ada bukti paparan asbes di masa lalu dan mengindikasikan peningkatan risiko pengembangan penyakit asbes lainnya di masa depan.
Penebalan pleura
Penebalan pleura pada umumnya merupakan masalah yang terjadi setelah paparan asbes berat. Lapisan paru-paru (pleura) mengental dan membengkak. Jika ini memburuk, paru-paru sendiri bisa diperas, dan bisa menyebabkan sesak napas dan ketidaknyamanan di dada.
Referensi :
IARC, 2012. International Agency for Research on Cancer. IARC Monographs Volume 100C: Arsenic, Metals, Fibres and Dusts; A Review of Human Carcinogens. http://monographs.iarc.fr/ENG/Monographs/vol100C/mono100C.pdf
IPCS 2004-2012. Chrysotile. IPCS INCHEM, International Programme on Chemical Safety. Prepared in the context of cooperation between the International Programme on Chemical Safety and the European Commission.