JAKARTA, beritalima.com – “Kita sebagai serikat pekerja akan terus melakukan tindakan segera untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai prioritas utama kami,” ujar Shoida San, General Secretary of ITU AP, saat pertemuan International Trade Union Confederation – Asia Pasifik (ITUC AP), Rabu (7/3/2018), di Hotel Sari Pan Pasifik, Jalan Thamrin, Jakarta.
ITUC AP yang beranggotakan 18,6 juta orang dari 30 negara bersama KSPI dan KSBSI menegaskan kembali bahwa tempat kerja yang sehat dan aman adalah hak asasi manusia dan hak pekerja yang mendasar. Oleh karena itu ketiga pihak itu mendukung, Resolusi Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengenai asbes (diadopsi oleh Sidang ke-95 Konferensi Perburuhan Internasional, Juni 2006) yang menegaskan bahwa Konvensi ILO tentang Keselamatan Penggunaan Asbes (C162) tidak menyediakan justifikasi untuk terus menggunakan asbes.
Hal ini dijelaskan Shoida, telah terjadi kematian akibat polusi asbes sebanyak 107.000 pekerja setiap tahun. Dan ini membuat rasa prihatin bagi jutaan pekerja, yang konon berasal dari mayoritas dalam ekonomi berkembang, yang terus menghadapi risiko serius dari kanker mematikan dari paparan asbes.
Oleh karena itu, afiliasi ITUC Asia Pasifik bersama dengan aliansi organisasi dan mitra yang bertemu dua hari 6 – 7 Maret 2018 pada Konferensi Regional ITUC-AP tentang Asbestos di Jakarta, Indonesia, mengambil tema “Mewujudkan Dunia Bebas Asbestos.”
Dengan demikian ditegaskan Shoida San yang mencatat pertemuan itu, karena khawatir penyakit bestos sudah terjadi di negara Indonesia. Bahkan di pun mencatat peningkatan kanker terkait asbes pada pekerja, masyarakat dan konsumen dalam beberapa dekade mendatang karena Indonesia belum melarang asbes chrysotile dan tetap berada di posisi 3 besar importir serat asbestos di dunia.
Dari hasil pertemuan, memutuskan untuk mengorganisir kampanye nasional dan internasional untuk mempromosikan penghapusan penggunaan semua bentuk asbes dan bahan yang mengandung asbes di negara kita dan secara global. Dan mengajak pemerintah diseluruh Asia untuk mengikuti saran WHO dan ILO mengenai asbes, dengan cara yang paling efektif untuk menghentikan paparan dan penyakit
terkait asbestos dengan menghentikan penggunaan semua jenis asbestos, termasuk Chrysotile, sesegera mungkin.