Asbes : Bahaya Tersembunyi di Lokasi Bencana Alam

“Mengakui bahaya asbes bagi kesehatan manusia dan pencemaran lingkungan dikarenakan rusaknya produk-produk yang mengandung bahan asbes pada saat bencana alam atau bencana ulah manusia, Kelompok Bank Dunia, organisasi humanitarian, dan Organisasi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) merekomendasikan bahwa produk-produk yang mengandung bahan asbes, termasuk produk bangunan semen-asbes tidak boleh digunakan dalam bantuan bencana (WBG, 2009; GSC, 2010; UNHCR, 2005).”

Salah satu rumah warga di Cianjur yang rusak karena gempa bumi (26/11/2022)

Indonesia kembali berduka, bencana alam seolah tidak pernah berhenti menghampiri Indonesia. Pada 21 November 2022, gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar melaporkan sebanyak 321 orang meninggal dunia dan 11 orang masih dalam pencarian. Di sisi lain, gempa bumi ini setidaknya menjadikan 62.628 rumah rusak berat hingga ringan. Belum lagi ratusan fasilitas publik seperti sekolah, rumah ibadah dan fasilitas pelayanan publik yang rusak (29/11/2022).

Kebutuhan fundamental di lokasi bencana alam tentunya adalah ketersediaan makanan, air, listrik, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan merupakan kepentingan utama. Namun disisi lain, lokasi bencana alam tidak hanya mengancam keselamatan namun bencana alam juga dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang. Salah satu ancaman ini adalah paparan debu asbes. Asbes merupakan bahan beracun berbahaya yang terkenal bersifat karsinogenik. Asbestosis, Kanker paru, hingga Mesothelioma adalah beberapa penyakit umum yang dikaitkan dengan akibat paparan asbes. Asbes bertanggung jawab atas lebih dari 200.000 kematian pertahunnya (Global Burden Diseases 2019).

Asbes sebagai salah satu bahan dalam produk konstruksi seperti atap semen bergelombang umum digunakan dimasyarakat Indonesia. Hingga saat ini Negara kita masih melegalkan penggunaan asbes sehingga begitu banyak rumah yang menggunakan atap atau bahan bangunan mengandung asbes.

Atap semen asbes yang rusak berpotensi melepaskan debu asbes dan dapat terhirup oleh siapapun yang ada disekitarnya. foto ini diambil salah satu daerah di Cianjur yang rusak karena gempa bumi pada senin, 21 November 2022

Selama sepuluh tahun terakhir setidak lebih dari 1 Juta Ton Meter Kubik bahan baku asbes di impor ke Indonesia untuk dijadikan bahan konstruksi seperti atap semen bergelombang, pipa semen asbes dan lainnya. Disisi lain, Indonesia sebagai salah satu negara rawan bencana alam menjadikan resiko paparan asbes semakin besar di Indonesia tidak hanya pekerja di Industri asbes.

Partikel asbes yang terlepas dari ikatan semen pada produk yang rusak dapat terbawa angin dan tanpa sengaja terhirup oleh siapapun yang berada disekitarnya. Resiko paparan asbes dilokasi bencana alam ini dapat terjadi pada saat proses pencarian korban, evakuasi, pembersihan hingga rekonstruksi.

Jika dibiarkan tidak terganggu, dan tersimpan dengan baik di dalam rumah, semua produk mengandung asbes ini dianggap aman. Namun, ketika produk asbes ini terganggu seperti pecah, bahan-bahan ini berpotensi menjadi bahaya kesehatan yang sangat nyata. Peristiwa bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, angin topan, dan banjir dapat meninggalkan jejak puing-puing yang rusak, limbah limbah yang dapat membuat manusia terkena bahan asbes yang tidak lagi tersegel dan terkurung.

Pada tahap pembersihan di lokasi paska bencana, material asbes tercampur dengan material lainnya. Pada tahap ini kemungkinan partikel asbes dapat terbawa udara, meningkatkan risiko paparan melalui penghirupan yang tidak disengaja. Paparan semacam ini mungkin menjadi dasar bagi tubuh manusia untuk mengembangkan penyakit mesothelioma dan kondisi lain yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.

Para relawan bekerja di lokasi bencana alam di Kab. Cianjur tanpa dilengkapi alat pelindung diri yang memadai

Dampak paparan asbes sebenarnya dapat dicegah dengan penerapan protokol keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi bencana alam, pembekalan dengan peningkatan kapasitas bagi masyarakat dan para pekerja dilapangan hingga penyediaan alat pelindung diri yang sesuai dan memenuhi standar. Pengendalian resiko paparan asbes dilokasi bencana alam tentunya akan membutuhkan biaya yang besar. Sebuah resiko yang harus ditanggung demi mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat dan para pekerja. Maka untuk menghapus penyakit akibat asbes di masa depan adalah dengan tidak lagi menggunakan produk mengandung asbes.

Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *